Indonesia ternyata jadi salah satu negara tujuan kejahatan IT di Asia Pasifik loh. Sebab 98% kejahatan TI di Asia Pasifik ditujukan ke negara ini. Akibat dari serangan malware tersebut, banyak perusahaan yang kehilangan data bisnis mereka. Di Indonesia sendiri tercatat kehilangan data hingga 54%. Hal ini diungkapkan berdasarkan penelitian Kaspersky di tahun 2012 saat konferensi pers di gelaran Indocomtech 2012 lalu.
Negara lain yang juga jadi tujuan kejahatan di kawasan Asia Pasifik setelah Indonesia adalah India 97%, Cina dan Singapura 92%, dan Australia 90%. Untuk besarnya data yang hilang, India memegang rekor dengan kehilangan 66% data perusahaannya. Disusul Cina 41%, Singapura 29%. Sementara Australia berhasil menangkal sebagian besar serangan malware ke negaranya dengan kehilangan data 24% saja.
Berdasarkan penelitian Kaspersky bulan Juli 2012, terlihat bahwa dalam dua tahun terakhir, tingkat kejahatan TI meningkat. Sekitar 57 persen di Asia Pasifik dan 52 persen secara global. Hasil ini berdasarkan survei pada 3.300 perusahaan di 22 negara, serta 1.056 responden di sembilan negara Asia Pasifik.
Dalam catatan Kapersky, tahun 2011 lebih dari 70.000 malware unik per hari. Sementara di tahun 2012, melonjak jadi 125.000 malware unik ditemukan setiap hari. “Ancaman malware pada lingkungan virtual meningkat dengan pesat dari hanya 1 ancaman malware per menit menjadi 1 ancaman per detik,” terang Dony Koesmandarin, Business Development Manager Kaspersky Lab South East Asia.
“Kami ingin memberikan edukasi pada masyarakat bahwa pada saat menggunakan gadget, kita juga harus memperhatikan perlindungan terhadap data-data yang dimiliki,” tambah Dony. Tak heran, sebab pencurian data baik pribadi maupun perusahaan adalah yang paling sering diincar lewat malware ini.
Negara lain yang juga jadi tujuan kejahatan di kawasan Asia Pasifik setelah Indonesia adalah India 97%, Cina dan Singapura 92%, dan Australia 90%. Untuk besarnya data yang hilang, India memegang rekor dengan kehilangan 66% data perusahaannya. Disusul Cina 41%, Singapura 29%. Sementara Australia berhasil menangkal sebagian besar serangan malware ke negaranya dengan kehilangan data 24% saja.
Berdasarkan penelitian Kaspersky bulan Juli 2012, terlihat bahwa dalam dua tahun terakhir, tingkat kejahatan TI meningkat. Sekitar 57 persen di Asia Pasifik dan 52 persen secara global. Hasil ini berdasarkan survei pada 3.300 perusahaan di 22 negara, serta 1.056 responden di sembilan negara Asia Pasifik.
Dalam catatan Kapersky, tahun 2011 lebih dari 70.000 malware unik per hari. Sementara di tahun 2012, melonjak jadi 125.000 malware unik ditemukan setiap hari. “Ancaman malware pada lingkungan virtual meningkat dengan pesat dari hanya 1 ancaman malware per menit menjadi 1 ancaman per detik,” terang Dony Koesmandarin, Business Development Manager Kaspersky Lab South East Asia.
“Kami ingin memberikan edukasi pada masyarakat bahwa pada saat menggunakan gadget, kita juga harus memperhatikan perlindungan terhadap data-data yang dimiliki,” tambah Dony. Tak heran, sebab pencurian data baik pribadi maupun perusahaan adalah yang paling sering diincar lewat malware ini.
0 komentar:
Posting Komentar